AKIBAT PINDAH AGAMA MENURUT HINDU
OM SWATYASTU
Niki cuman untuk kita menambah
wawasan kemanten,
ampurayang dumugi nenten
wenten sane tersinggung ngih..!
Sukseme
Sukseme
Akibat Pindah Agama
Menurut HINDU
Pindah
agama kadang juga disebabkan kurang peduli orang tua terhadap anak-anaknya
terutama yang kurang mengetahui dan memahami tentang HINDU. Ini banyak terjadi
di nusantara ini terutama bagi anak gadis yang di ambil non Hindu, tapi tidak
menutup kemungkinan juga dari laki-laki Hindu berpindah ke lain hati dengan
alasan berbagai macam yang mungkin kalian sudah tahu sendiri.
Prinsip
predana ikut purusa disalah artikan. Jika anak perempuan harus ikut suami walau
suami beragama bukan Hindu. Padahal yang dimaksud adat bahwa istri ikut suami
adalah bukan agamanya melainkan mengikuti adat yang masih berdasarkan Hindu.
Untuk
itu saya akan membahas di dalam blog ini akibat berpindah agama, yang mungkin
dapat bisa memberikan pencerahan dalam hati kalian wahai ' generasi Muda Hindu
Nusantara ' . Banyak sekali kejadian kejadian saya temukan setelah berpindah
agama malah menjelek-jelek kan agamanya yang terdahulu dengan mengganggap
keyakinannya yang sekarang "Lebih Benar" tanpa tau akibat dari
perpindahannya itu.
Hukuman
atau Akibat bagi yang meninggalkan Hindu Sesuai Weda antara lain :
1. Setelah
Ajal Tiba Atamannya Tidak akan pernah mencapai alam kebahagiaan, kesempurnaan,
dan tujuan tertinggi yaitu moksa.
Kata-kata
ini tersurat dalam Bhagavadgita Xvi.23 "Ia yang meninggalkan ajaran-ajaran
kitab Suci Veda, ada dibawah pengaruh kama (napsu) tidak akan mencapai
kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan tertinggi".
Mantram
ini memberikan tuntunan agar kita jangan meninggalkan kitab suci veda hanya
karena menuruti nafsu (kama) maka ybs tidak akan selamat.
Bisa
jadi orang yang meninggalkan Hindu di dunia ini dia bahagia, tetapi dipastikan kelak Atmannya akan terseret ke
lembah Neraka Dalam Bhagavadgita XVI.19 disebutkan juga : " Mereka yang
kejam membenci Aku, adalah manusia yang paling Hina, yang Aku campakkan tak
henti-hentinya penjahat itu ke dalam kandungan raksasa".
Kalau
kita renungkan mantram ini menekankan orang yang pindah agama atau keluar dari
agama Hindu sama artinya membenci Brahman, sehingga kelak atmannya patut
dicampakkan lembah neraka. Itu akibat perbuatannya sendiri seperti tersirat
dalam Atharwa veda II.12.6 " Perbuatan jahat orang yang berdosa membuat
kehidupannya tersiksa"
2. Setelah
Ajal Tiba Atmannya akan tenggelam ke lembah Neraka.
Dalam
Manawa Dharma sastra VI.35 " Kalau ia telah membayar 3 macam hutangnya
(Kepada Brahman, leluhur dan orang tua) hendaknya ia menunjukkan pikiran untuk
mencapai kebebasan terakhir. Ia yang mengejar kebebasan terakhir ini tanpa
menyelesaikan tiga macam hutannya akan tenggelam ke bawah.
Karena
dia sudah meninggalkan agama Hindu berarti dia tidak bisa lagi membayar 3 macam
hutangnya (tri Rna) , karena mereka tdk mengakui adanya Tri Rna ini. Sering
kita melihat orang yang pindah agama saat orang tuanya meninggal dia memakai
pakaian adat, dia melakukan sembahyang Hindu saat orang tuanya di aben, padahal
dia sudah bukan hindu.
Keluarga
mereka menerima seolah-olah tidak ada beban, demikian pula masyarakat tidak
perduli melihat hal tersebut. Kalau dikeluarganya mengerti Hindu tentunya yang
pindah agama tersebut tidak akan diperbolehkan menyembah orang tuanya, karena
akan menghambat jalannya Atman orang tua menuju alam Leluhur dan alam para
Dewa.
3.
Setelah Ajal Tiba Atmanya tidak akan
ketemu jalan menuju Swargaloka.
Dalam
Bhagavad gita III.35 " Lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun
tiada sempurna daripada dharmanya orang lain yang dilakukan dengan baik, lebih
baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang lain".
Kita
sebenarnya telah beragama hindu sejak Atman, Roh dan Jiwa diceptakan Brahman,
bukan saat kita dilahirkan, karena kita percaya dengan reinkarnasi / samsara
punarbhawa. Berarti sejak Brahman menciptakan kita selama itu pulalah kita
telah beragama Hindu. Bisa jadi kita atman telah berusia ribuan tahun, berarti
karma wasana sudah melekat juga sejak ribuan tahun.
Kalau
seseorang beragama Hindu sejak Atman diciptakan Brahman, lalu pindah ke agama
lain, maka karma wasana di agama lain tidak ada artinya, karena dikumpulkan
dalam waktu singkat kendati pun dilakukan dengan disiplin dan ketat.
Sejak
dalam kandungan kita telah beragama Hindu. Nenek moyang kita juga beragama
Hindu. Bahkan seluruh umat manusia pada awalnya beragama Hindu seperti disebut
dalam bhagawad Gita berikut :
Sribhagawan
uwaca
Imam
wiwaswaite yogam, proktawan aham awyayam, wiwaswan manawe praha, manur
ikswakawe’ brawit. Ewam paramparapraptam, imam rajarsayo widuh, sa kalena ‘ha
mahata, yogo nastah parantapa. Sa ewa ‘yam maya te’dya, yogah proktah
puratanah, bhakto ‘si me sakha cati, rahasyam hy etad uttamam (BG.1-3)
Artinya;
Sri Bhagawan bersabda
Ajaran
abadi ini (weda) Aku turunkan kepada WIWASWAN, wiwaswan mengajarkan kepada MANU
dan Manu menerangkan kepada IKSWAKU. Demikian diteruskan turun temurun, para
Raja resi mengetahuinya, ajaran ini lenyap di dunia bersamaan dengan berlalunya
masa yang amat panjang. Yoga yang tua itu pulalah (weda) yang kuajarkan
kepadamu sekarang sebab engkau adalah pengikut dan kawan-Ku, sesungguhnya ini sangat
rahasia.
MANU
(yang menerima ajaran kitab Weda pertama kali) adalah leluhur umat manusia
sehingga seluruh keturunannya disebut MANUSIA. Kitab Weda yang diajarkan kepada
beliau-beliau inilah yang kembali diajarkan kepada Umat manusia saat ini.
Seperti
dikatakan sendiri oleh beliau dalam Bagawad Gita. XV.15 berikut :” Weda ntakrid wedawid ewa ca ‘ham/ Akulah
pencipta weda dan Aku yang mengetahui isi weda. Kitab Weda disebut juga sastrawiddhi atau sastra brahman karena
berasal dari Hyang Widdhi/Brahman/Tuhan YME.
Mereka
yang mencela dan menyimpangkan kitab Weda, dan tidak mengikuti ajaran Weda
adalah orang-orang bodoh yang tidak tahu
jalan kebenaran dan kehilangan kesempatan untuk mengetahui kebenaran abadi
(BG.III.32)
Sedangkan
mereka yang selalu mengikuti ajaran Weda dan selalu melaksanakan
perintah-perintah kitab Weda dengan penuh keyakinan dan bebas dari kepentingan
duniawi akan dibebaskan dari perputaran karma (dibebaskan dari Hukum Karma dan
Reinkarnasi) seperti sabda Sri Krisna dalam Bagawad Gita.III.31 berikut :
Ye
me matam idam nityam anustisthanti manawah, sraddhawanto ‘nasuyanto mucyante
te’pi karmabhih.
Mereka
yang selalu mengikuti ajaran-Ku dengan penuh keyakinan dan bebas dari
keterikatan duniawi, mereka juga akan dibebaskan dari belengu karma. (bebas
dari kelahiran kembali/Reinkarnasi).
Ananyas
cintayanto mam, ye janah paryupasate, tesam nityabhiyuktanam, yogaksemam wahamy
aham.(BG.IX.22)
Mereka
yang selalu menuja-Ku, merenungkan Aku selalu, kepada mereka Ku bawakan segala
apa yang mereka tidak punya dan akan Ku lindungi segala apa yang mereka telah
miliki.
Setelah
Sodara baca tentang Pemahaman di atas, Sejatinya kita semestinya bisa bertahan
dalam mengendalikan diri baik Perempuan maupun Laki-laki karena dengan
Berpindah agama akan menyebabkan dan mengakibatkan sesuai dgn KARMA kita di
dunia ini.
Comments
Post a Comment